Rohs, Sevon, dan Shan saat ini mereka bertiga sedang menuju rumah Paman Togan untuk menemui Beka. Perjalanannya tidak terlalu jauh namun memakan waktu cukup lama. Tak banyak yang bisa mereka bicarakan saat di perjalannan namun didalam hati mereka masing - masing menyimpan pertanyaan besar. Rohs merasa ada yang aneh dengan adanya Shan karena dia baru tau bahwa Beka bukanlah orang satu satunya yang datang dari bumi. Pertanyaan lebih besar ada dalam diri Sevon. Seperti yang dia ketahui sebagai orang yang mengamati bumi hampir sangat mustahil orang bumi bisa sampai di altovart, dan terlebih lagi mereka tidak hanya satu dan mungkin masih ada orang lain lagi yang belum dia ketahui yang sekarang entah berada di mana. Dari ke tiga orang tersebut mungkin san lah yang paling penasaran, berada di dunia yang sangat asing baginya dan bahkan tak tau samasekali bagaimana dia bisa sampai disini.
Dalam keheningan itu tiba tiba Rohs bersuara “ Hei tinggu bukankah akan lebih cepat jika kita lewat lipatan dimensi?” Tanya Rohs. Sevon yang mendengarnya pun menjawab “ Mungin kita berdua bisa tapi kita belum Shan juga. Saat dia kutemukan dia sedang pingsan setelah melewati lipatan dimensi. Jadi kita belum tau efek melewati lipatan bagi manusia bumi.” Jawabnya. “Oh baiklah kalau begitu, jalan kaki juga tidak terlalu buruk.” Jawab Rohs.
Sementara itu di kediaman Paman Togan, Beka sedang melanjutkan pembicaraan nya. Pembicaraan itu berlangsung serius walaupun kadang-kadang disesali dengan gurauan-gurauan konyol khas mereka berdua. Beka yang penasaran dengan keanehan-keanehan altovart pun tiba – tiba teringat perkataan Rohs yang mengatakan bahwa di altovart tidak ada kematian.
“Paman, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan lagi. Saat aku bertemu Rohs, dia sempat memberitahu bahwa tidak ada kematian di altovart. Apa maksudnya itu?” Tanya Beka. “Heemm, bagaimana cara menjelaskannya yah? Pernyataan itu tidak sepenuhnya benar. Mahluk altovart tetap bisa mati karena tidak ada mahluk abadi di dunia ini. Hanya saja ada alasan yang menyebabkan kami tidak mati walau pun dilukai bahkan dipotong sekalipun. Semua itu karena alto energy yang tak terbatas di altovart.” Jawab Paman Togan. “Apa itu alto energy?” Tanya Beka lagi.
“Sederhananya alto energy adalah energy yang dibutuhkan semua mahluk untuk hidup bahkan oleh kalian manusia bumi sekalipun. Perbedaan mendasar antara bumi dan altovart adalah sumber alto energy nya. Di altovart alto energy memiliki sumber tak terbatas yang kami sendiripun tak bisa pahami sampai sekarang. Namun sangat jauh berbeda dengan bumi. Di bumi produksi alto energy sangat terbatas dan sedikit. Manusia pada hakekatnya akan selalu menyerap alto energy tapi karena jumlah yang sangat sedikit itulah manusia memiliki batas umur. Manusia bumi jaman dahulu memiliki sumber yang lebih banyak sehingga umur mereka pun lebih panjang dari manusia bumi saat ini. Di altovart kami bisa mengendalikan alto energy secara sadar untuk kepentingan regenerasi kami. Jadi tak masalah walau tubuh kita terluka atau terpotong sekalipun kita akan bisa menyembukannya dengan cepat. Tapi…” belum selesai Paman Togan menjelaskan, tiba-tiba terdengar suara dari pintu depan. “Kakek aku pulang.” Ternyata itu suara Rohs yang baru sampai beserta Sevon dan Shan.
Tanpa basa basi lagi Sevon langsung berlari kearah Beka sambil berteriak “ HEI, APA KAU ORANG BUMI ITU?”. Beka yang melihat ada seorang gadis aneh meneriakinya langsung bertanya pada Paman Togan “ Paman, siapa gadis itu? Aneh sekali, apa dia punya masalah dengan ku ?”. Paman Togan yang mendengarnya pun tertawa “Hahaha, mungkin saja. Kurasa mulai sekarang kau harus berhati-hati. Dia itu sahabat Rohs, dan sedikit terobsesi dengan bumi tempat tinggalmu. Tapi tak dipungkiri dari semua keanehannya dia adalah gadis yang baik.”. Oh, begitu rupanya.” Tanggap Beka memaklumi keanehannya.
Namun tiba-tiba pandangan Beka teralihkan kepada seseorang disamping Rohs, matanya terbelalak seketika saat melihat Shan. Sesuatu dalam dirinya seketika bertanya-tanya “Apakah mungkin itu dia? Apa dia adalah Shan yang itu?”.
Sebenarnya siapa gadis bernama Shan ini? Nantikan kelanjutannya di chapter berikutnya….
Belum ada tanggapan untuk "Altovart Chapter 4 – Misteri Altovart"
Post a Comment